Ad Under Header
Parallax Ad

Dyla: Tanaman Jelai Bisa Dimanfaatkan Untuk Bahan Bakar Genset

Dyla Aliffah Safitri salah satu mahasiswi UPI kelahiran kabupaten Kuningan. Semester 4 di jurusan pendidikan teknik mesin. Bersama dengan temannya ia menemukan energi terbarukan dari tanaman Jelai. Bagaimana kelanjutannya, mari simak ceritanya. 

Dyla: Tanaman Jelai Bisa Dimanfaatkan Untuk Bahan Bakar Genset

Perjalanan menuju kota Medan baru pertama kali ia jajaki. Degup jantung semakin terhentak tatkala dirinya melihat ratusan ribu Mahasiswa berkumpul di bawah atap. BRAWIJAYA, UI, UGM, ITB, UNPAD dan berbagai warna jas lainnya. Perasaan “Tidak mungkin tampil maksimal” kerap menghantui dirinya. Namun ia menepisnya. Lantas ia pun mengeluarkan fetish kata “Kamu tidak perlu luar biasa untuk memulai, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa”. Zig Ziglar tulisnya di akun Facebook miliknya. 

Satu bulan sebelum lomba karya tulis ilmiah ini digelar. Dyla dan beberapa teman lainnya berusaha mencari ide apa yang nanti akan dilombakan. Ia melakukan riset kecil-kecilan dari mulai browsing, membaca buku dan bertanya. Beberapa hari kemudian dapatlah ide yang menurutnya cocok untuk tema energi yang dipilihnya. 

Dyla dan teman-temannya memilih tanaman jelai untuk dijadikan bahan penelitian. Kemudian Ia melakukan observasi ke daerah Bandung untuk menemukan tanaman jelai. Bagian yang dipakai dari tanaman jelai ini adalah bijinya yang agak sedikit kering. Setelah mendapatkan bahan yang akan diteliti mereka pulang untuk melakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium UPI. 

Tahapan demi tahapan telah terselesaikan secara teliti. Lalu sampailah ke bagian fermentasi yang membutuhkan waktu tunggu 6 hari sampai 7 hari. Setelah fermentasi ini mereka melakukan proses pemanasan atau distilasi untuk mendapatkan cairan yang dihasilkan dari uap. 
Dyla: Tanaman Jelai Bisa Dimanfaatkan Untuk Bahan Bakar Genset
Bioetanol hasil dari fermentasi dan distilasi
Setelah semuanya berhasil diselesaikan dan terbuatlah bahan bakar yang berasal dari biji jelai. Dyla dan teman-temannya serta beberapa dosen pembimbing melakukan uji coba cairan kuning itu. Mereka memasukkan cairan jelai ke sebuah genset dan hasilnya sempurna. Genset itu dapat menyala dan mampu menerangi rumah-rumah. 

Hasil dari penelitian selama satu bulan penuh diperuntukkan untuk mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah di Universitas Medan. KTI mereka diberi judul “Pengembangan Sumber Listrik Dari Tanaman Jelai Sebagai Solusi Energi Terbarukan” dan mampu bersaing di lima besar bersama Universitas ternama lainnya.

Apa yang dibutuhkan jika ini dilakukan untuk kabupaten Kuningan?

“Pastinya butuh dukungan pemerintah untuk penelitian lebih lanjut, dan dukungan dari masyarakat terutama petani”.

Dyla merupakan satu-satunya peserta termuda yang memiliki potensi luar biasa. Dan salah satu dari sekian banyaknya pemuda di kabupaten Kuningan yang memiliki bakat dalam bidang energi. Ketika pulang nanti mungkin ia akan mengembangkan hasil dari pengalaman ini untuk masa depan di kabupaten Kuningan. 

Bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah bahan yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, terbatas. Maka tanaman jelai ini bisa dapat dijadikan alternatif atau pengganti di masa depan.

Kenapa harus tanaman Jelai? Ada kandungan apa didalamnya? 


Biji tanaman jelai. Di Jawa Barat lebih
dikenal dengan nama hanjelai

Karena tanaman ini mengandung zat pati yang besar sehingga bisa dimaanfaatkan untuk dijadikan bahan bakar genset. Kata Dyla kepada Majalah Kuningan

“Dan tidak mengganggu ketahanan pangan. Masyarakat menganggap tanaman ini sebagai gulma saja. Selain itu, tanaman jelai mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh di mana saja. Dan yang terakhir, saya ingin mengeksiskan kembali tanaman jelai di masyarakat Indonesia yang sebenarnya tanaman ini punya potensi dan manfaat yang besar”. 

Ketika semua orang menganggap tanaman ini hanyalah pengganggu. Menurut pandangan Dyla justru ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok, pengganti beras. Termasuk untuk energi. 

“Kalau kata mamah dulu banyak banget, dan emang pas penjajahan jepang / belanda dijadiin makanan pokok pengganti beras. Sekarang mah udah jarang a, mangakanya pengen dieksisin lagi”. Tuturnya.


Dyla Aliffah Safitri mahasiswi semester 4 Universitas Pendidikan Indonesia. Jurusan pendidikan teknik mesin. Ia merupakan anggota Perisai diri cabang Kuningan. 

Posting Komentar