Ad Under Header
Parallax Ad

Orang Lebih Menyukai Kita Apa Adanya


Orang Lebih Menyukai Kita Apa Adanya
Source by pixabay/SplitShire

Secara tidak sadar sebagian individu mengakui bahwa untuk disukai banyak orang itu harus tampil sempurna di depan muka. Entah itu muka di dunia nyata atau muka di dunia maya. Mereka benar-benar melaksanakannya secara suka rela.

Sedikit cerita, beberapa pekan lalu, saya diikuti oleh salah satu akun Instagram (Tidak disebutkan namanya). Melihat dari deskripsi yang tersemat di profilnya, ia tampak 'Ingin' menjadi selebriti di Instagram atau lebih dikenal selebgram. Pun foto yang di posting nya semua bergaya ala-ala model. 

Setelah selesai melihat-lihat akunnya, saya berpikir "Apakah harus ya seperti ini?". Kemudian saya menggali lagi informasi mengenai dunia selebgram. Dari hasil 'Keyword' yang saya tulis di kolom search Google, ada beberapa artikel yang menulis "Cara menjadi selebgram". Dengan adanya artikel itu, berarti penulis mengetahui minat terhadap selebgram itu banyak.

Saya akan memberitahu hasil dari pengamatan saya yang mungkin kamu tidak setuju. Ada beberapa poin beserta penjelasan yang saya simpulkan.

Selebgram adalah sebutan dari orang lain 

Selebgram adalah sebutan dari orang lain terhadap orang yang memiliki banyak pengikut di akun Instagram nya dan ada beberapa postingan yang mempromosikan produk usaha sebagai bukti bagi si penyebutnya. Ini pengertian menurut saya, terlepas mau percaya atau tidak, itu terserah kamu.

Awalnya begini, bulan lalu saya mengirim pesan melalui Instagram ke salah satu kakak kelas waktu SMA. Pesan yang saya kirimkan berisi sebuah pertanyaan dan permintaan. Saya meminta kakak kelas itu memberikan saran tentang kiat-kiat menjadi selebgram itu seperti apa.

Pertanyaan yang saya ajukan merupakan sebuah pertanyaan yang saya sembunyikan. Kira-kira maskudnya begini "Kalau Kakak kelas saya menjawab tidak itu berarti kakak kelas saya tidak mengklaim dirinya selebgram". Saya mendengar kakak kelas saya selebgram itu kata orang-orang yang membicarakannya. 

Dan ternyata, kakak kelas saya tidak mengakui bahwa dirinya selebgram.

Hal yang sama pun dilakukan kepada salah satu akun Instagram yang katanya selebgram. Hasilnya pun sama juga, dia tidak mengklaim dirinya sebagai selebgram.

Menurut saya selebgram itu bukan sebuah 'Pengakuan' tetapi lebih ke 'Sebutan' bagi orang yang memiliki pengikut banyak di akun Instagram nya. Kamu tidak harus setuju dengan apa yang saya tulis di artikel ini.

Kebanyakan dari orang desa yang ingin menjadi selebgram

Saya pernah mengobrol dengan teman saya yang berkuliah di salah satu universitas di kota metropolitan. Kami ngobrol cukup lama sehingga merambat ke mana-mana, dan tanpa diduga kami berdua membahas tentang dunia selebgram. 

Saya bertanya "Kenapa kamu enggak jadi selebgram? Kamu kan punya pashion ke arah sana; cantik pintar pula". 

Dia menjawab "Malu ih".

"Kok malu sih". Tanyaku lagi. 

"Kebanyakan dari orang kota sih, rata-rata mereka enggak mau jadi selebgram atau disebut selebgram. Ya mereka hanya ingin biasa-biasa aja gitu". 

"Padahal, kan, di sini (Kabupaten Kuningan) banyak sekali orang yang ingin menjadi selebgram". 

Seperti yang saya katakan di atas, kamu mau percaya atau tidak itu terserah kamu aja. Kebanyakan orang-orang yang berasal dari desa itu ingin sekali menjadi selebgram. Alasannya pun beragam; entah itu pengin terkenal, pengin memiliki fans, dan mungkin menginginkan penghasilan dari sana.

Tapi buat kamu yang pengin banget menjadi selebgram kerja keras saja. Sedikit saran, jangan hanya kemewahan saja yang kamu tampilkan di media tetapi juga kamu harus menampilkan karya yang berasal dari hobi kamu. Entah itu menulis, bernyanyi, melukis atau hobi lainnya yang memang bisa dapat diandalkan.

Tampilkan dirimu apa adanya

Saya sangat kagum dengan Bung Fiersa Besari, dari mulai kerja keras, percaya diri yang tinggi juga kesederhanaan di dalam hidupnya. Hal yang membuat saya kagum bukan karya-karyanya tetapi saya kagum karena dia bisa begitu mudah berdamai dengan diri sendiri. 

Berangkat dari patah hati menjadi sebuah hal yang dirinya sendiri tidak menduganya itu akan datang. Dari semua bukunya yang saya baca dari hari ke hari, seolah dia tengah duduk santai di depan saya sembari ngopi.

Saya tidak menangkap pesan dari apa yang dia tuliskan di bukunya tetapi saya mendapatkan setelah saya membaca bukunya. Menurut saya, dia ingin menyampaikan pesan, satu saja, "Hiduplah begini adanya". Itu pesan yang saya tangkap. 

Ya, memang tepat. Kita tidak perlu menjadi orang lain, tidak perlu menuntut diri ini hebat dan tidak perlu berambisi menjadi apapun. Hapus ini dari hidupmu. Ketika kamu hidup sesuai hati kamu, dan kamu menjalaninya benar-benar asyik, hal-hal yang tidak terduga, misalnya prestasi, akan mudah kamu dapatkan. 

Kamu harus memilih hidup dan menjalaninya dengan ikhlas. Seperti teman saya, dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di kabupaten Kuningan. Dia sering curhat mengenai kesulitan yang didapatinya, terutama masalah keluarga. 

Namun, orang-orang selalu bilang padanya, “Hidup kamu banyak bahagianya”. Mendengar hal itu, teman saya hanya tersenyum, dan memainkan smartphone yang digenggamnya. 

Kemudian teman saya yang satunya bertanya, “Enak toh, kerja di sana?”. Ia menjawab, “Bekerja itu enggak ada yang enak, apapun. Namun, hal itu tergantung kamu menyikapinya. Saya pribadi, lebih menerima dengan apa yang saya lakukan”. 

Arti dari ‘Menerima’ ini adalah ikhlas dengan apa yang kamu lakukan. Tidak banyak komentar, putus asa, iri dengan pekerjaan orang lain. Ya, jalani saja dengan apa yang kamu lakukan sekarang. 

Perihal sukses atau tidaknya itu hadiah dari Tuhan. Pun begitu, sukses hanyalah penilaian dari orang lain atau judul seminar dan buku. 

Berbicara ‘Apa adanya’ bukan berarti membuka kebebasan kamu sebagai manusia. ‘Apa adanya’ adalah melakukan yang terbaik dengan apa yang kamu lakukan sekarang. Ya, sekarang! 

Kamu boleh memiliki mimpi setinggi apapun. Kalau toh setelah lulus kuliah, misalnya, kamu harus menjalani hidup yang tidak sejalan dengan mimpi kamu. Kamu harus menerima, anggap ini adalah jalan baru yang Tuhan tunjukkan. 

Meskipun berbeda jalan tetapi apabila kamu serius dengan mimpi kamu. Tetap saja toh, tujuan nya sama. Kamu akan mendekati kembali meski dari arah yang berbeda. 

Jujurlah kepada diri sendiri dan kepada semesta. Jangan menutupi hidup kamu sekalipun itu berat. Orang lain pasti akan menyukaimu yang bersikap ‘Apa adanya’. Begitu.


Posting Komentar