Petugas terlihat dari belakang. |
Sore tadi semringah anak-anak terpancar
dari raut wajahnya. Hal yang mungkin mereka tunggu-tunggu kini menjadi kenyataan yang patut dirayakan, tidak apa-apa. Merayakan keberhasilan yang telah diraih melalui keringat sendiri merupakan bentuk syukur kepada Tuhan.
Cuaca mendung tidak membuat mereka pundung. Mereka menganggap bahwa itu sudah biasa dalam sebuah acara. "Kami, tidak menjadikan hujan sebagai penghalang". Tutur mereka.
Senyum terpancar bukan hanya dari mereka (Calon laksana yang akan dilantik) tetapi juga para orangtua yang turut menyaksikan acara sakral yang digelar. "Mereka wajib melihat dan memasangkan TKU tepat di kedua bahunya".
Ini merupakan tanda bahwa masih ada anak muda yang memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukkannya sebagai pelajar. Dengan mengikuti ekstrakulikuler apapun, tanpa disadari mereka menyelamatkan masa depannya. Meskipun ada sebagian orang yang sinis bahwa 'ekstrakulikuler adalah cara buang-buang waktu yang dilegalkan'.
Tidak. Orang-orang seperti ini adalah orang yang pandai bermain lidah. Mereka membungkus kemalasannya dengan berbagai cara. Tujuannya supaya mereka dianggap punya pilihan untuk tidak memilih atau mereka menganggap dirinya orang-orang yang berpikir kritis. Padahal, tidak memilih boleh, asal, tidak melemahkan.
Pelantikan kenaikan dari bantara ke laksana
Ambalan Kian Santang Rara Santang kembali melahirkan pasukan penegak laksana. Tepat di hari Jum'at (06/03/2020) adalah hari yang akan menjadi subbab dalam cerita hidupnya. Entah judul apa yang akan mereka berikan, yang jelas, momen ini tidak akan pernah mereka lupakan, mungkin.
Acara yang digelar di kampus 1 SMAN 1 Garawangi ini berjalan dengan khidmat. Para petugas serius melaksanakan tugasnya.
Menjadi seorang laksana memiliki syarat yang cukup berat diselesaikan tetapi bukan berarti sulit. Bagaimana kamu akan menempuh puluhan kilometer jarak; terik matahari dan hujan yang tiba-tiba datang.
Belum lagi, kata-kata pedas yang dilontarkan oleh segelintir pemuda, kamu harus lebih kuat!
Ada 16 orang yang akan dilantik menjadi penegak laksana. Pun beberapa pembina, orang tua, calon bantara dan Bantara.
Di sore yang hening, pembawa acara dengan indahnya melantunkan suara yang memerintahkan kepada calon laksana untuk berjalan maju, tepat, di depan pembina upacara. Berseragam lengkap berwarna coklat, dadanya busung ke depan dan tatapannya bak elang, tajam.
Kemudian si pembawa acara memerintahkan petugas pembawa bendera merah putih untuk berjalan ke arah calon bantara. Setelah sampai, pembina acara memerintahkan orang yang berada di paling ujung kanan untuk menempelkan bendera merah putih tepat di dada sebelah kanannya.
"Ikuti kata-kata Kakak". Ucap pembina upacara. "Tri satya".
"Tri satya". Kata ke 16 orang dengan suara yang menggebu-gebu.
Mereka mengikuti dari setiap kalimat yang dilontarkan oleh pembina dengan tuntas. Para orangtua memperhatikan secara saksama. Di tatapnya wajah anak-anaknya dengan rasa haru dan rasa bangga. Sekilas nampak seperti militer tetapi begitulah para Pramuka.
Penyematan tanda kecakapan umum laksana
Pembina Pramuka SMAN 1 Garawangi |
Semua yang berkumpul di lapang utama SMAN 1 Garawangi bernyanyi menyanyikan lagu 'Syukur' sebagai pelengkap rasa haru. Para orangtua dipersilakan turut ikut dalam memasangkan TKU di bahu anaknya. Sebagian ada yang menangis tersedu, juga ada yang terlihat tegar, padahal dalam hatinya menangis bangga.
Seperti yang kami alami tiga tahun yang lalu bahwa pelantikan ini menyadarkan kami yang mengakui bahwa memang manusia ini makhluk yang lemah. Saat sakit, luka dan kecewa manusia hanya mampu menangis tetapi hal ini juga berlaku untuk bahagia, manusia hanya mampu mengucap bangga dengan air mata.
Tiga tahun yang lalu, kami pun pernah merasakan apa yang mereka rasakan: bangga, capek dan lelah. Namun kami tidak berhenti, kami bangga atas pencapaian yang Tuhan berikan kepada kami.
Sekilas tentang Pramuka Penegek
Pramuka penegak adalah anggota Pramuka yang berusia 16 sampai 20 tahun. Secara umum anak yang telah bersekolah di sekolah menengah atas. Pramuka Penegak memiliki dua tingkatan; pramuka bantara dan pramuka laksana. Bagi anak yang belum mendapatkan tanda pengenal penegak, mereka disebut penegak tamu.
Awalnya, mereka masuk ke ekstrakulikuler Pramuka di sekolah. Kemudian, Kakak Bantara menyebutnya Caban (Calon Bantara). Sebelum mendapatkan TKU yang terpasang di kedua bahunya, mereka harus melalui beberapa acara sebagai persyaratan mendapatkan TKU.
Mulai dari penyematan pita (Warna Kuning SMAGAR), dari pita ke kitri (Logo Pramuka terbuat dari kuningan), tribakti (Mendapatkan ikat pinggang & Pluit), bakti sosial, dan terkahir pelantikan. Begitu kira-kira tahapan-tahapannya.
Setelah tahapan sudah di lalui semua dan telah mendapatkan TKU. Mereka akan diperintahkan mengisi SKU dengan tepat, yang kemudian akan di uji oleh pembina. Lalu, setelah SKU tuntas, mereka akan melakukan perjalanan selama tiga hari dua malam atau disebut "Pengembaraan".
Setelah pengembaraan selesai, mereka dilantik dan mendapatkan TKU Laksana. Begitu.
Posting Komentar