Ad Under Header
Parallax Ad

Apakah Setiap Orang "Pendek" Stunting?

Stunting kabupaten Kuningan
Foto: Pixabay

Isu stunting terus mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Kuningan. Dalam kegiatan Sosialisasi Regulasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Kuningan Tahun 2020 yang dilaksanakan di Hotel Horison Tirta Sanita Sangkanurip pada Rabu (5/8/2020), pemerintah kabupaten Kuningan menargetkan akan menurunkan angka stunting dari jumlah sebelumnya menjadi 20 persen.

Bila mengacu pada standar WHO, batas maksimal stunting adalah 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita. Sementara kabupaten Kuningan, menurut data Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia (Riskesdas) pada 2018, sebesar 24% (3/1/18).

Namun, dilansir dari jabarprov.go.id, menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jawa Barat sendiri tercatat ada 29,9%. Gubernur menyebut, ada 13 kabupaten dengan penderita terbanyak di Jabar, salah satunya kabupaten Kuningan sebesar 42% (18/11/18).

Kabupaten Kuningan menduduki posisi kedua di tingkat provinsi setelah kabupaten Garut sebesar 43,2%. 

Sebenarnya, apa sih stunting?

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Dampaknya, anak akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Apakah setiap orang berperawakan pendek dapat dikatakan kekurangan gizi (stunting)?

Dikutip dari emedicinehealth, anak berperawakan pendek mengalami pertumbuhan fisik dan mental normal layaknya anak lain seusianya. Anak dengan perawakan yang pendek tidak mengalami penurunan fungsi otak atau keterlambatan berpikir. Bahkan ada rumor "Orang pendek itu cerdas, sebab, otak dan hati jaraknya dekat."

Kita tidak bisa men-judge anak yang berperawakan pendek itu stunting. Tapi perawakan pendek bisa disebut stunting jika terjadi karena gangguan kesehatan atau asupan nutrisi yang tidak optimal.

Anak yang berperawakan pendek biasanya terlahir dari orangtua yang tidak terlalu tinggi. Anak yang berperawakan pendek tetapi lahir dari orangtua yang berperawakan tinggi, dapat dikatakan, anak itu terkena stunting jika terjadi karena gangguan kesehatan atau asupan nutrisi yang tidak optimal.

Namun tidak menutup kemungkinan dua hal di atas salah. Dalam kasus ini, sebaiknya tidak langsung men-judge, sebab, satu-satunya cara agar kita dapat mengetahui secara pasti adalah dengan cara memeriksakannya ke dokter. Nanti, dokter akan membuat semacam grafik untuk membaca apakah anak itu terkena stunting atau tidak.

Selain itu, anak yang terkena stunting biasanya tumbuh lebih lambat sekitar 4 cm setiap tahun di masa pra pubertas. Anak stunting juga mengalami keterlambatan masa puber, biasanya di usia 15 tahun baru mengalaminya. Dan, berisiko memiliki IQ di bawah 90. Artinya anak hanya mampu bersekolah maksimal hingga kelas tiga Sekolah Menengah Pertama.

Apakah anak yang terkena stunting bisa sembuhkan?

Jawabanya 'bisa'. 

Kita hanya memiliki kesempatan sebelum usia anak menginjak usia 2 tahun. Hal yang perlu dicatat, diusahakan agar bayi diberi asupan gizi yang seimbang, agar istilah stunting atau kekurangan gizi tidak terjadi pada si bayi yang lucu.

“Pemerintah desa juga dapat mengalokasikan dana desa untuk kesehatan, termasuk penanggulangan stunting,” ujar Acep dalam pembukaan kegiatan Sosialisasi Regulasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Kuningan yang dikutip dari Kuningan Mass.

Dalam pembukaannya, Acep juga menyampaikan, penanggulangan stunting merupakan tugas mulia untuk membentuk generasi penerus yang unggul dan berkualitas

Posting Komentar