Makam Sultan Maulana Hasanuddin (Foto: Wikimedia Commons) |
Mengenal Sultan Maulana Hasanuddin
Sultan Maulana Hasanuddin juga dikenal dengan nama Pangeran Sabakingking atau Seda Kikin. Nama ini diberi oleh kakeknya yaitu Prabu Surasowan yang pada saat itu masih menjabat bupati Banten. Pangeran Sabakingking adalah orang yang paling berpengaruh di Banten hingga sekarang.Pasca meninggalnya Prabu Surasowan, tampuk kekuasaan diberikan kepada anaknya yaitu Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun. Pada masa kekuasaan Arya Surajaya, Maulana Hasanuddin mendapatkan perintah dari ayahnya untuk menyebarkan islam di Banten. Namun, ketegangan terjadi antara Maulana Hasanuddin dengan Arya Surajaya setelah mengetahui maksud kedatangannya. Arya Surajaya tetap bersikukuh untuk mempertahankan kepercayaannya dan tidak mau mengikuti agama yang dibawa Maulana Hasanuddin.
Kemudian, Arya Surajaya menantang Maulana Hasanuddin untuk mengadu kesaktian bersyarat. Apabila salah satu diantara mereka kalah maka harus meninggalkan Banten. Mereka berdua sepakat. Singkat cerita, Maulana Hasanuddin berhasil memenangkan adu kesaktian itu melalui sabung ayam. Akhirnya, Arya Surajaya mengakui kekalahannya dan pergi dari tempat kekuasaannya.
Arya Surajaya bersama beberapa pengikutnya kemudian menuju ke Ujung Kulon. Mereka bermukim di sekitar wilayah Gunung Kendeng. Para pengikutnya diharapkan menjaga dan mengelola kawasan belantara itu. Konon, merekalah yang menjadi cikal-bakal orang Kanekes atau yang dikenal suku Baduy.
Maulana Hasanuddin kemudian diangkat oleh Sultan Demak menjadi Bupati Kadipaten Banten. Pusat pemerintahan semula di Banten Girang dipindahkan ke Banten Lor (Surosowan) yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa. Pada tahun 1526 M Banten Pasisir berhasil direbut oleh Fadillah Khan dan pasukannya. Maulana Hasanudin pun diangkat menjadi Bupati Banten Pasisir.
Kemudian Banten Girang digabungkan dengan wilayah Banten Pesisir dalam upaya untuk memperkuat posisi pemerintahannya. Ia pun membangun wilayah tersebut menjadi pusat pemerintahan dan administratif dan mendirikan istana yang diberi nama Keraton Surasowan. Nama tersebut diambil dari nama kakeknya yaitu Surasowan.
Di tangan saudara Pangeran Kuningan, Banten menjadi keraton yang memiliki pelabuhan internasional. Bahkan, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun, kisah kejayaan itu musnah ketika pemerintah Hindia Belanda memporak-porandakan Keraton Surasowan karena tidak mau tunduk kepada mereka.
Pada tahun 1570 Maulana Hasanuddin wafat. Pembangunan pun dilanjutkan oleh anaknya yakni Maulana Yusuf.
Posting Komentar