Foto: Wikimedia Commons |
Tepat tanggal 2 Oktober menjadi hari istimewa bagi bangsa Indonesia terkhusus kabupaten Kuningan.
Sejak ditetapkan melalui sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Batik, diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Penetapan batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO tentu memiliki alasan dalam memberi pengakuan batik sebagai warisan kemanusiaan dan budaya. Mereka melihat teknik, simbolisme yang beragam, dan budaya dalam pembuatan batik.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Mengenal lebih dalam lagi batik Paseban Cigugur
Batik Paseban memiliki karakter yang berbeda dengan batik yang lainnya yang ada di Jawa Barat. Konsep Batik Paseban Cigugur ini diambil dari sebagian relief dan seni ukir klasik yang terdapat di gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang kaya akan nilai filosofis.
Misalnya, motif Rereng Pwah Aci, yang memiliki makna atau simbol sosok perempuan Sunda yang diyakini memiliki kedudukan penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, ataupun sosial masyarakat Sunda. Sosok yang dimaksud ialah Sri Pohaci atau yang lebih dikenal dengan Dewi Padi.
Menurut dedymatias.blogspot.com, batik Paseban dipelopori oleh Pak Kusnadi salah seorang pensiunan Dinas Kepurbakalaan, dan Pangeran Djatikusumah dengan tujuan untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Cigugur.
Pada awalnya, motif batik Paseban belum terlalu banyak, tetapi karena kreativitas masyarakat Cigugur yang tinggi, maka motifnya berkembang menjadi 250 macam motif. Sehingga, tepat pada 15 Oktober 2006 ditetapkan sebagai peresmian lahirnya batik Paseban Cigugur di Kuningan.
Ada 7 motif batik yang diresmikan pada 2006 yaitu motif Sekar Galuh, Oyod Mingmang, Mayang Segara, Adu Manis, Rereng Pwah Aci, Geger Sunten, dan Rereng Kujang. Dari beragamnya motif batik Paseban ini memiliki makna dan nilai filosofis tersendiri.
Berbeda dengan motif batik lainnya yang ada di Kuningan, motif batik Paseban memiliki ciri khas yang terletak pada tarikan garis yang kuat pada setiap motifnya.
Motif Sekar Galuh. (Foto: tommysatriaphoto.wordpress.com) |
Masih menurut dedymatias.blogspot.com, besarnya pengaruh budaya pada motif batik Paseban Cigugur merupakan salah satu bentuk transformasi budaya yang terjadi dalam masyarakat Cigugur.
Transformasi budaya pada dasarnya merupakan upaya menemukan kembali secara lengkap wujud suatu budaya, sebagaimana saat budaya itu dibentuk.
Edi S. Ekadjati (2001) berpendapat bahwa kebudayaan itu lahir seiring dengan kelahiran kehidupan manusia secara sosial karena kebudayaan adalah ciptaan atau hasil kreasi manusia sebagai makhluk sosial.
Cara dan Proses Pembuatan Batik Paseban
- Persiapan kain,
- Pembersihan kain,
- Penggambaran pola,
- Rengreng untuk memperjelas garis pada pola batik,
- Blok warna menggunakan malam,
- Pewarnaan atau pencelupan,
- Pelepasan lilin,
- Pembersihan batik, dan
- Penjemuran di bawah terik matahari.
Posting Komentar