Foto: BeritaKuningan/IpadPadlan/RencangIdiAlit
https://www.beritakuningan.com/2019/06/kisah-lebaran-tugu-titik-0-kilo-meter.html
Namun, saya tidak akan mengulas lebih banyak tentang Situs Van Beek di tulisan kali ini. Tunggu! saya akan menulisnya di artikel selanjutnya.
Terkait pemindahan titik 0 dari pertokoan Jalan Siliwangi ke depan Masjid Syiarul Islam, dilansir dari Jakarta.Siberindo, Ade Rudianto selaku Komisi 9 Dewan Kebudayaan Kabupaten Kuningan mengatakan, "...Itu seharusnya ditulis 0.170 km bukan 0 km..."
Memang, jika kita melihat itu sebagai angka, maka akan berubah, tetapi jika kita lihat sebagai simbol, nilai historisnya tidak akan lekang. Itu pun jika masyarakat sudah benar-benar tahu sejarahnya.
Namun, menurut saya, masalahnya bukan 'pindah' atau 'tidak'-nya tugu batu tersebut. Apa?
Ngomong-ngomong soal sejarah Titik 0 Kuningan itu bagaimana?
Menurut berbagai media lokal, tugu titik 0 yang berada di Jalan Siliwangi dekat pertokoaan itu dibangun sejak jaman penjajah Belanda.
Dalam berita KuninganMass yang berjudul Tugu Titik Nol Dibangun oleh Van Beck (11/11/2019), Nding Masku mengatakan bahwa Tugu nol itu dibangun oleh Van Beck pada tahun 1875. Ketika Van Beck berkuasa di Kuningan sejak tahun 1860-1902.
Awal-awal membaca akhirnya saya mengetahui sejarah tugu titik 0 Kuningan tersebut. Namun, ketika isu titik 0 kembali mencuat akhir tahun 2020, saya mencari dan membaca kembali tentang sejarah tugu titik 0 dan sejarah pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan.
Hingga entah telah menghabiskan waktu berapa lama, saya bertemu dengan sebuah artikel yang berbahasa Belanda yang berjudul Het Kerhof Yan TJIGOEGOER (Heden Ten Dage CIGUGUR).
Artikel itu menyebutkan bahwa Van Beek bernama lengkap Hendrik Albertus Van Beek. Lahir di Den Haag pada 6 Februari 1878.
Beek menikah dengan Adolphine Julia Emilia Theodora Schultz pada 29 Agustus 1907. Setahun kemudian, 3 Mei 1908, pasangan Beek dan Adolphine dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hendrik Adolph Franciscus Van Beek.
Apakah Van Beek yang dimaksud dalam edaran sejarah tentang Tugu Titik 0 adalah anaknya?
Ternyata bukan.
Dalam artikel itu, anak Beek atau Van Beek kecil yang lahir di Kuningan telah meninggal beberapa bulan setelah lahir, 3 Okt 1908, di Cirebon.
Artikel itu juga menyebutkan bahwa pada tahun pernikahan, 1907, Van Beek berpangkat inspektur di Koeningan.
Jika tugu titik 0 itu dibangun pada 1875, maka artikel berbahasa Belanda itu akan menyanggah, bahwa pada 1875 Beek belum lahir, jangankan buat tugu, lahir juga belum.
Masa jabatan Beek berakhir 1902 (versi Kuningan), sementara itu dalam artikel berbahasa Belanda, pada 1907 pun, Beek, masih memiliki jabatan. Dalam hal ini bisa saja, Beek mendapatkan lagi kekuasaan setelah masa jabatannya habis.
Tapi, tahun pertamakali dibuatnya tugu titik 0 Kuningan dengan tahun lahirnya Beek tidak bisa masuk akal.
Saya tidak menyimpulkan mana yang benar. Tentunya, perlu membutuhkan kajian dan penelitian yang lebih dalam lagi.
Agar 'masalah' tidak hanya soal 'pemindahan' tetapi nilai historisnya juga perlu diperhatikan.
Posting Komentar