Foto: Pixabay |
Dalam tepian sunyi, kita kadang mempertanyakan rezeki kita terasa sempit, begitu-begitu saja, dan terasa tidak bertambah. Padahal, jika kita tilik-tilik, kita sudah berkerja keras semaksimal mungkin, dan menjalankan segala usaha tetapi hasilnya masih sama, tidak berubah.
Kemudian, kita berkata, "Tuhan, apa salahku?"
Kita melulu menganggap, 'rezeki' itu ekonomi. Tidak apa-apa. Karena itu juga salah satu dari rezeki. Namun, anggapan inilah yang mempersempit pandangan kita tentang rezeki. Sehingga, hal inilah yang sering membuat kita mengeluh, dan berkomentar pada apa yang telah kita miliki, atau ada. Lelah batin yang ada.
Mengapa rezeki kita terasa terhalang?
Mungkin, karena sebab inilah rezeki kita terhalang
Jawaban ini bersumber dari akun Twitter @SejarahUlama yang menyalin kitab Al-Habib Salim As-Syathiri
ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻳﺸﻜﻮ ﻟﻪ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﺮﺯﻕ
Datang seseorang kepada Sayyidina Ali mengeluhkan kemiskinan dan kekurangan rezeki.
Maka beliau berkata kepada orang tersebut :
"Mungkin kamu suka berbicara saat di kamar mandi?"
Dia mengatakan :
"Tidak wahai amirul mu'minin"
"Mungkin kamu suka menggigit kukumu?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu memanggil atau menyebut kedua orang-tuamu dengan nama mereka?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu membiarkan sampah bermalam dalam rumah?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu sering tidur tanpa wudhu ?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu suka berjalan mendahului jalannya orang-tuamu ke depan ?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu sering menyapu rumah di malam hari?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu memotong kuku di hari minggu?"
"Tidak ".
"Apakah kamu sering mengutuk anak2mu?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu sering membuang ludah ke kamar mandi?"
"Tidak "
.
"Mungkin kamu tidak baca bismillah sebelum makan ataupun Alhamdulillah setelahnya?"
"Tidak ".
"Mungkin kamu tidak mendoakan kedua orang-tuamu saat shalat ?"
"Iya benar wahai Amirul Mu'minin. itulah kekurangan saya "
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
"Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa"
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"
AAMIIN YAROBBAL ALAMIN
Posting Komentar