Ad Under Header
Parallax Ad

Cara Membagi Waktu Antara Bekerja Dan Bisnis

Cara Membagi Waktu Antara Bekerja Dan Bisnis
Sumber Instagram Riampiet

Ini adalah kesekian kalinya saya mewawancarai 'Wanita inspirasi' dari berbagai sudut desa. Pertanyaan demi pertanyaan saya lontar—penuh dengan 'keingintahuan' yang begitu mendalam tentang 'apa' yang ada didalam pikiran wanita. Ide yang diakselerasikan begitu jelas di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga; memasak, menyuci, bekerja dan ia masih mampu meluangkan waktu untuk mendistribusikan produk yang ia bangun sejak masa kuliah silam.

Hal yang dikatakan oleh Mama Rocker itu benar bahwa istri tidak melulu bergantung kepada suami. Mencari pendapatan sendiri adalah perbuatan yang baik, dan itu membantu suami agar memiliki waktu istirahat. Katanya lagi, sebuah hubungan bukan melulu tentang saling berdua dan bersatu tetapi didalamnya terdapat nurani yang ingin saling membantu dan saling memahami. 

Panggil saja Teh Ria, seorang bidan di salah satu RS swasta di kabupaten Kuningan. Ia memiliki satu anak kecil yang lucu dari seorang perwira polisi yang gagah. Ia adalah owner Kulineriampiet, sebuah nama bisnis yang menjajakan produk makanan ringan. 

“Bisnis ini dimulai ketika Teteh masih kuliah”. Katanya kepada Majalah Kuningan. 

Tidak banyak mahasiswi yang membawa bisnisnya sampai sejauh ini. Awalnya, bisnis ini dimulai untuk mengisi kekosongan waktu—tanpa adanya rencana-rencana hebat pun ide yang brilian. Namun ketika lidah orang lain mulai mengecap makan yang ia buat, tanpa dugaan, makanannya mendapati testimoni yang baik dari pembeli pertamanya. Akhirnya, rasa nikmat itu sendiri mengalir dari lidah ke lidah. 

Sekarang kan Teteh bekerja dan sudah punya anak, bagaimana cara membagi waktunya?

Sebenernya mudah untuk membagi waktu. Kita enggak perlu membuat jadwal, kita ikuti saja alurnya. Maksudnya, ketika waktu bekerja ya bekerja, ketika membuat makanan ya membuat makanan. Lagian, ini kan bisnis yang enggak terlalu fokus gitu. Teteh hanya memanfaatkan gadget untuk promosi, dan biasanya sistem PO tapi ada juga yang udah dikemas seperti makroni. Enggak ribet kok, apalagi merasa terbebani. Lakukan saja apa yang harus dilakukan. 

“Alhamdulillah, selam 8 tahun bisnis ini dimulai, Teteh sudah membuka toko yang bertempat di asrama polres Kuningan”.

Sebagian besar ibu rumah tangga yang berbisnis itu hanya mengisi kekosongan waktu saja. Namun entah bagaimana bisnisnya bisa laku dipasaran. Dan, bisa menjadi bisnis yang besar. Tidak sedikit yang memang 'merencanakan' bisnis tapi selalu mengalami kegagalan. Terlihat ada perbedaan dari sudut pandang membuka bisnis. Kalau tujuan sih, mungkin sama ya: meraih keuntungan.

Dua hal yang harus dimiliki bagi Anda yang telah atau hendak memulai bisnis agar waktu tidak terbuang sia-sia.

Lakukan itu sebagai hobi


Ketika Anda melakukan bisnis rumah tangga hanya dengan bertujuan mendapatkan penghasilan sebaiknya Anda simpan dulu ini. Membangun bisnis membutuhkan waktu yang relatif panjang atau memiliki proses. Jika ekspetasi Anda hanya mendapatkan penghasilan besar maka Anda akan mendapati kecewa yang besar pula. 

Pertama, mungkin Anda harus membangun branding atau mengenalkan produk yang Anda buat ke masyarakat luas. Hal ini adalah untuk mengenalkan "Apa sih yang Anda buat?". Jadi, Anda harus membangun karakter dulu agar mudah dipahami oleh masyarakat. 

Pernah tidak jika Anda melakukan sesuatu itu merasa sia-sia? Jika pernah, mungkin jawabannya adalah Anda terlalu berharap pada khayalan yang Anda ciptakan. Mulai sekarang, lakukan segala hal atas nama hobi atau suka. Dengan begitu, Anda tidak memiliki keinginan yang tinggi tapi melakukan dari hanya sekadar suka. Kalau toh tidak sesuai, ya tidak apa-apa. Alasan yang kuat adalah karena Anda suka. 

Memandang kegagalan itu benar-benar realita


Menurut saya hal ini penting. Ketika Anda gagal, Anda harus percaya bahwa itu gagal bukan malah Anda membungkusnya dengan metafora kata-kata. Misalnya Begini, kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Dengan mempercayai hal itu maka Anda hanya akan menilai kegagalan adalah awal keberhasilan sementara hati Anda sendiri tidak pernah mempercayainya. 

Anda memiliki waktu yang cukup panjang untuk hanya sekadar meratapi kegagalan. Ini jelas waktu yang sia-sia Anda gunakan jika Anda menggunakannya untuk kecewa.

Akui saja bahwa itu benar-benar gagal. Dengan begitu Anda akan bertanya-tanya "Kenapa sih gagal?". Kemudian Anda pun akan mencari letak kesalahannya dimana. Dan, biasanya orang-orang yang mempercayai "Kegagalan adalah awal dari keberhasilan" mereka akan 'Menunggu' keberhasilan itu datang bukan malah 'mencari' keberhasilan itu dimana. Mencari kesalahan sama dengan Anda mencari keberhasilan. Sebab, sesuatu yang salah bisa menjadi hal yang benar jika Anda memperbaikinya. Begitu.

Posting Komentar