Ad Under Header
Parallax Ad

Pada Masa Belanda, Wanita Kuningan dikenal Tercantik di Pulau Jawa

"Cantik itu relatif". Begitu ungkapan umum laki-laki yang terdesak tatkala ditanya 'alasan' kenapa mencintai salah seorang wanita. Artinya, 'kecantikan' wanita memiliki sudut pandang berbeda dari setiap laki-laki yang mencintainya. Boleh jadi semua laki-laki menilai 'cantik' satu orang wanita tapi hanya sekilas saja dan tidak terbawa ke dalam hatinya untuk dicintai selamanya. 

Namun kata Rasulallah SAW "Sebaik-baik manfaat yang diperoleh seorang Muslim adalah perempuan yang cantik, yaitu yang membuatnya senang jika dipandang, menurutinya jika diperintah, serta menjaga harta dan dirinya jika ditinggalkan". Penulis tidak memiliki kapasitas jika harus menafsirkan ini, tapi penulis melihat sekilas perkataan Rasul diatas--tidak memiliki unsur yang merujuk langsung kepada 'fisik' melainkan lebih ke 'perbuatan' tentang bagaimana wanita cantik itu.

"Bukankah wanita tercantik itu kebanyakannya dari Bandung?". Penulis tidak tahu secara eksplisit tentang asal-usul kenapa Bandung dianggap memiliki banyak wanita cantik. Mungkin. Ini mungkin 'cantik' untuk Bandung memiliki maksud karena keindahan alamnya dan keramahan orang Sunda. Dan, bisa jadi tulisan "Tanah pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum" yang ada di Bandung menjadi penyebab anggapan masyarakat tentang kota Bandung yang memiliki banyak wanita cantik. Ini hanya anggapan penulis.

Fientje De Fenicks
Ilustrasi.
Fientje De Fenicks. Pribumi Indonesia.
Foto: Pinterest.
Penulis mengutip buku Her story: Sejarah Perjalanan Payudara : Mengungkap Sisi Terang Sisi Gelap Permata Perempuan untuk menambah kekuatan judul tulisan ini. Buku tersebut menyebutkan "...pelacur yang tampil di istana bukanlah wanita sembarangan...". Tulis buku tersebut yang tengah membahas 'pelacuran' di zaman Belanda. "...melainkan yang tubuh sexy, berwajah cantik, dan tentunya penurut..".

Bukan 'pelacur' nya yang tengah dibahas penulis, melainkan 'syarat' menjadi pelacur atau wanita yang dapat dijadikan pelacur di zaman Belanda harus memiliki ketiga kriteria: cantik, sexy dan penurut. "Ada tiga wilayah di Jawa Barat". Sambung buku tersebut. "...wanita-wanita yang memiliki ketiga kriteria tersebut kebanyakan dari daerah Kuningan, Karawang dan Indramayu...'. Tutupnya. Meski pun ini tidak penting, tapi membuat penulis bertanya-tanya "Kenapa enggak orang Bandung. Kan, katanya pada cantik-cantik?".

Rupanya, buku diatas pun bersumber dari beberapa literatur lainnya. Nah, bukti penguat kali ini bersumber dari surat kabar di zaman Belanda. Hal ini semakin meyakinkan penulis bahwa memang benar wanita asal Kuningan itu pada cantik-cantik. Namun, selebaran foto korannya tidak bisa dimunculkan disini karena hak cipta, tapi penulis diberi izin untuk mengutip beberapa tulisan kecil saja. "...Vroeger vormde het een afzonderlijke afdeeling. Er is wel beweerd, dat de vrouwen van Koeningan en Soemëdang de schoonste van Java zijn...". Artinya, Telah 'diklaim' bahwa perempuan Koeningan dan Soemëdang adalah yang tercantik di Jawa. Begitu.

Sebelumnya, surat kabar ini membahas tentang distrik Cirebon, jumlah penduduk Kuningan: orang Eropa, Cina dan Arab.


*Ingat, cantik itu relatif.

Posting Komentar