Ad Under Header
Parallax Ad

Emas di Kabupaten Kuningan

Emas di Cipakem, jabranti, gunung tilu, ciremai


Sumber daya alam di kabupaten Kuningan memang melimpah. Selain destinasi alam, kekayaan air, panas bumi, dan flora-fauna tentunya, di Kuningan, ada pula tempat-tempat yang mengandung logam mulia bernama emas. 

Emas atau logam mulia di Kuningan, sama dengan emas pada umumny; memiliki sifat yang unik, seperti lunak, mudah dibentuk, mampu menghantarkan listrik, kilau yang alami, serta mudah dicampur dengan logam lain.

Namun, tempat-tempat di Kuningan yang mengandung emas tidak memiliki izin untuk ditambang. Alasannya, jelas, pemerintah tidak ingin lingkungan tersebut rusak karena lubang-lubang bekas penambangan.

Bukankah itu harus dimanfaatkan?

Kami rasa tidak perlu. Lagian, emas yang ada di Kuningan tidak banyak. Hanya cukup, dan masyarakat hanya perlu tahu saja bahwa Kuningan pun memiliki emas bukan Mas. 

Di tambah, ketika masyarakat Kuningan mendengar kata 'Penambangan' beredar di Kuningan dirasa-rasa sebanyak agak sensitif. Kami pastikan, ketika masyarakat Kuningan mendengar kata penambangan, mereka akan mengaitkan langsung dengan panas bumi di Gunung Ciremai. Contohnya, mobil besar berwarna putih kemarin-kemarin. Kan, #saveciremai pun keluar. 

Harapan sih, masyarakat sensitif mendengar kata 'Sampah'. Misal, lihat orang buang sampah sembarangan langsung diambil dan langsung dibuang ke tempat sampah. Tidak melarang sebelum, tetapi melarang sesudah orang itu membuang sampah sembarangan. 

Kembali ke emas.

Di mana sajakah tempatnya?

Yang pertama emas di Kuningan ada di desa Jabranti, Karangkancana. 

Awalnya, pada masa penjajahan Belanda di Kuningan, emas yang terkandung di Gunung Tilu sempat sempat dieksplorasi tetapi tidak sampai dieksploitasi karena kandungan emas di tempat ini masih berkadar emas muda. 

Kabar ini pun menyebar ke masyarakat.

Pada tahun 2000-an emas di desa ini sempat viral. Banyak warga berduyun-duyun yang sebelumnya telah membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menambang. 

Konflik fisik karena perebutan lahan penabangan pun terjadi diantara mereka. Bahkan, hingga merenggut nyawa. "Saat itu di sini (Cagar Alam Gunung Tilu) ramai sekali, seperti pasar. Bayangkan, di hutan-hutan bisa ada warung-warung." Kata Uus, seorang relawan dari forum komunikasi kader konservasi kepada National Geographic.

Dulu, hampir setiap hari para penabang rela berjalan kaki naik-turun bukit memanggul karung yang berisi batuan yang mengandung emas. Dari satu karung batuan hanya menghasilkan kira-kira 1 miligram biji emas.

Akhirnya, penabangan di desa ini pun dibubarkan. Alasannya jelas, karena ilegal dan merusak lingkungan. 

Selain itu, emas yang berada di desa Jabranti hanya mengandung emas muda. Yang dimana emas muda tidak mengandung nilai ekonomi seperti emas tua. Dapat dikatakan emas muda karena hanya mengandung di bawah 42 persen kadar emas.

Berbeda dengan emas yang ada di desa Hantara. Di desa Hantara, tempat yang mengandung emas adalah Sungai Cipedak. Laporan Kang Ripai cukup mengejutkan, bahwasannya emas yang ada di sungai Cipedak memiliki kualitas yang unggul dibanding emas yang berada di Cikotok, Banten. 

Keunggulan kualitas emas yang ada di Hantara diketahui setelah dilakukan penelitian dan pengecekan kandungan minerlanya oleh Badan Geologi Jakarta. 

Sumber: Tribun Cirebon. Credit Ahmad Ripai
Sejak tahun 2000, warga setempat memang sudah mengomersilkan kandungan emas yang ada di Sungai Cipedak.

Namun, sejak bupati Aang masih menjabat hingga sekarang kegiatan penambangan yang dilakukan oleh warga berhenti total. "Dulu kami sempat mengkomersialisasikan hasil pertambangan itu, bahkan hingga dibuatkan koperasi. Namun, pengolahannya tidak mau dilakukan di daerah setempat, dan warga memaksa kepengin menjualnya secara langsung ke pengepul. Akhirnya, tempat itu pun ditutup." Kata Toto Tohari dilansir dari TribunBiz. 

Di Gunung Ciremai pun besar kemungkinan memiliki kandungan emas meski kecil. "Memang ada kemungkinan kandungan emas, tapi kecil." kata Pengamat energi Kurtubi kepada Okezone (6/3/2014). 

Selain Hantara dan Karangkancana, kecamatan lainnya yang memiliki kandungan emas adalah Ciniru di Citapen, Lebakwangi di Cipakem, Cilebak di Legokherang, dan Subang di Subang.

Posting Komentar