Ad Under Header
Parallax Ad

4 Hewan Mitologi di Kabupaten Kuningan

4 Hewan Mitologi di Kabupaten Kuningan
Cindaku atau Siluman Harimau dari kerinci, Jambi
Foto: Beritake.com
Selain menyimpan banyak potensi alam kabupaten Kuningan pun memiliki segudang kisah mitologi yang tersambung dari lisan ke lisan. Kisah yang berada di dunia antah-berantah ini pun dipercaya sebagian masyarakat sebagai 'cikal-bakal' dari berdirinya sebuah daerah/desa yang berada di kabupaten Kuningan. Atau, sebagai asbabun nuzul dari adanya sebuah benda yang dipercaya memiliki kekuatan magis pada zaman dulu. 

Akhir-akhir ini, kabupaten telah banyak melahirkan objek-objek wisata berbasis alam dengan keindahannya sebagai strategi menarik wisatawan. Namun, dibalik keindahannya dan potensi yang dimilikinya kabupaten Kuningan memiliki kisah misteri yang harus kita ketahui lantas dipelajari, termasuk kisah keberadaan hewan mitologi ini. 

Hewan mitologi apa sajakah yang ada di kabupaten Kuningan? Inilah beberapa hewan mitologi yang telah kami rangkum.

Ambu Naga Runting di Gunung Tilu

Hewan mitologi yang pertama adalah Ambu Naga Runting yang berada di gunung Tilu desa Karangkancana. Hewan mitologi yang satu ini merupakan seekor naga yang sangat bersar. Menurut cerita masyarakat setempat, saking besarnya, panjang naga ini dari gunung tilu (Sebagai ekornya) sendiri sampai ke gunung Ciremai (Sebagai kepalanya).

Kebayangkan, bagaimana besar dan pajangnya Ambu Naga Runting ini.

Meski pun hanya sebuah cerita yang tersebar dari mulut ke mulut, menurut sudut pandang arkeologi menyebutkan bahwa cerita atau legenda tentang ambu naga runting ini bisa menjadi salah satu bahan penelitian. Para Arkeolog beranggapan, adanya sebuah batu yang berbentuk naga ini, mungkin saja sang pemahat hendak menyampaikan legenda atau cerita tentang Ambu Naga Runting ini.

Ikan besar penghuni situ kabuyutan di desa Legok Herang

Desa Legok Herang memiliki dua situ yang airnya sedikit kehijau-hijauan. Situ pertama berada di tengah-tengah sawah bernama Situ Putat dan situ yang ke dua berada di tengah belantara bernama situ Kabuyutan. Hanya ada satu situ yang dipercaya dihuni oleh ikan besar yaitu situ Kabuyutan yang berada di tengah belantara itu. 

Konon, ikan yang mendiami situ Kabuyutan itu sebesar lemari yang muncul di waktu tertentu saja. Ikan ini bukan sembarang ikan yang bisa kita lihat seperti ikan biasa di empang-empang. Munculnya ikan besar ini hanya di hari Selasa Kliwon dan Jum'at Kliwon. Lebih ngerinya lagi, jika ada seseorang yang sengaja atau tidak sengaja melihat ikan ini muncul ke permukaan maka dirinya akan tertimpa nasib buruk. 

Belut putih raksasa si penghuni perairan waduk Darma

Menurut cerita yang diturunkan dari mulut ke mulut. Konon, ada seekor belut putih raksasa yang menghuni perairan waduk Darma. Belut ini jarang menampakkan dirinya ke atas permukaan seperti hewan biasa pada umumnya. Namun menurut warga setempat pernah ada seseorang yang melihat keberadaan belut raksasa ini menampakkan diri ke atas permukaan air. 

Kala itu, ada sebuah mobil truk yang melintasi kawasan waduk Darma pada malam hari. Mobil yang tenang tengah melintasi kawasan waduk darma secara tiba-tiba si sopir menghentikan laju kendaraannya. Si sopir penasaran "Kok di tengah-tengah air ada gua". Lantas si sopir memperhatikan secara seksama. Beberapa menit kemudian si sopir sadar bahwa apa yang dianggapnya gua itu bukanlah gua melainkan sebuah mulut besar yang tengah menganga di atas permukaan air waduk Darma. Menyadari hal itu si sopir tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.

Untuk membuktikan keberadaan belut putih raksasa ini--masyarakat mengikatkan seekor kambing di daratan yang berada di tengah waduk darma. Esok hari, masyarakat melihat kembali seekor kambing yang diikatkan itu ternyata sudah hilang tanpa jejak. Semakin penasaran, kemudian masyarakat kembali mengikatkan seekor kerbau di tempat yang sama. Lagi-lagi hewan yang diikatkan itu hilang tanpa jejak.

Akhirnya masyarakat meyakini bahwa di waduk darma memiliki penghuni berupa seekor belut putih raksasa yang tak kasap mata.

Siluman Harimau Putih

Mengenai mitos siluman Harimau di kabupaten Kuningan cukup banyak. Entah cerita Harimau yang berada di Gunung Ciremai, Harimau putih yang bersemayam di hutan dekat pemakaman Desa Ciputat Kampung Tegal Gede dan Harimau putih yang menantang raden Pamanah Rasa di daerah Majalengka. Dan, mungkin masih banyak lagi yang belum kami dengar. Oleh sebab itu sampaikanlah cerita di kolom komentar. Kami akan mengulasnya menjadi cerita yang mungkin akan bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

Maka untuk melengkapi tulisan keempat ini, kami akan mengulas sedikit tentang Siluman Harimau Putih yang menantang Raden Pamanah Rasa di daerah Majalengka. 

Banyak cerita menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi adalah Raja yang gemar mengembara dari pelosok ke pelosok dari belantara ke belantara. Suatu ketika di salah satu perjalanan kembara nya Prabu Siliwangi hendak beristirahat di sebuah curug bernama curug sawer yang terletak di daerah Majalengka. Di tengah perjalanan menuju Curug tersebut, Prabu Siliwangi atau Raden Pamanah Rasa dihadang oleh seekor harimau putih berukuran besar. 

Harimau putih itu bukanlah harimau biasa melainkan siluman harimau yang memiliki ilmu tingkat tinggi. Dengan keberanian dan kesaktian ilmunya ia melayani maksud daripada siluman harimau tersebut. Singkat cerita, terjadilah pertarungan sengit antara Raden Pamanah Rasa dengan siluman harimau putih itu selama setengah hari lamanya. Pertempuran yang sengit itu mampu dimenangkan oleh Raden Pamanah Rasa. Siluman Harimau Putih itu mengakui bahwa dirinya bukan tandingannya lantas ia memberikan sebuah pusaka yang terbuat dari kulit macan kepada Raden Pamanah Rasa. 
Pusaka yang terbuat dari kulit harimau yang diberikan oleh Siluman Harimau memiliki kesaktian seperti bisa terbang, menghilang atau ajian halimun, berlari secepat angin dan bisa memanggil atau mendatangkan pasukan tentara jin. Tidak hanya memberikan pusaka, sebagai rasa kagum, siluman harimau putih itu pun mengabdi kepada Prabu Siliwangi sebagai pendamping selama hidupnya. 

Posting Komentar