Ad Under Header
Parallax Ad

Sejak 1950-an Orang Kuningan Banyak Berprofesi Guru Di Jakarta

Ternyata para perantau asal kabupaten Kuningan tidak hanya dikenal sebagai pedagang/karyawan burjo saja. Dalam seminar yang diselenggarakan di jakarta pada tahun 2013 yang bertema Reformasi Sosial, Politik, dan Ekonomi Benny Subianto selaku Konsultan Program Harvard Kennedy School Indonesia Program Amerika Serikat mengatakan bahwa sejak tahun 1950-an perantau asal Kuningan banyak yang menjadi guru sekolah dasar negeri maupun sekolah swasta. Kondisi ini sudah berlangsung sekitar 60 tahun lamanya hingga pada zaman orde baru perantau asal Kuningan memiliki profesi yang bervariasi.

Ada sekitar seperempat masyarakat Kuningan merantau ke kota-kota seperti Yogyakarta, Bandung dan Jakarta untuk bertahan hidup dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya. Tentang 'mengapanya' alasan mereka merantau (padahal di Kuningan sendiri memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah seperti wisata, pertanian dan air tawar yang melimpah-ruah), menurut studi yang dilakukan oleh Lance Castles dan dalam buku yang berjudul The Ethnic Profile Of Jakarta menyebutkan adanya sebuah pemberontakan dan pertempuran di sebagian wilayah Kuningan pada tahun 1960 yang menyebabkan masyarakat Kuningan harus pergi dari daerahnya.

Sejak 1950-an Orang Kuningan Banyak Berprofesi Guru Di Jakarta
Gambar iluastrasi (Guru SMAN 1 Garawangi).
Source: IG pridesmagar
Banyaknya pertempuran dan pemberontakan paska kemerdekaan yang salah satunya dilakukan oleh DI/TII membuat ekonomi di daerah Kuningan semakin porak-poranda. Hal ini juga yang melatarbelakangi para pedagang burjo untuk eksis di ibu kota yang diinisiasi oleh 5 orang pemuda yang berguru kepada mantan lurah Cimindi Balong. Kebanyakan dari mereka (Masyarakat Kuningan) yang memilih berprofesi sebagai pedagang/karyawan Burjo karena faktor pendidikan yang rendah, sehingga mereka menyesuaikan dengan pendidikannya dan ada juga yang berkeja serabutan.

Pada pertengahan 1960 hingga 1970-an atau ketika zaman orde baru, profesi perantau asal Kuningan bervariasi dengan banyaknya guru yang mulai mencari kesempatan kerja di pemerintahan Jakarta. Kala itu, Gubernur Ali Sadikin, tengah memodernisasi birokrasi sehingga DKI Jakarta sangat membutuhkan banyak tenaga baru untuk mengisi jabatan dipemerintahan. Kata Benny, hal ini tak lepas dari peran Suhatman yang berasal dari tanah Sunda sekaligus Kepala Bagian Personalia Pemprov DKI Jakarta awal tahun 1970-an. 
Suhatman dinilai sangat dekat dan bersimpati kepada penduduk Kuningan. Menilik dari posisinya sebagai Ketua Personalia sehingga dapat memudahkan warga Kuningan dalam proses rekrutmen dan membantunya menjadi pegawai di Pemprov Jakarta. Setelah masyarakat Kuningan menjadi pegawai pemerintahan, mereka cenderung membantu warga Kuningan yang lain untuk menjadi pegawai di pemerintahan Jakarta.

Posting Komentar