Ad Under Header
Parallax Ad

Mengenal 4 Tapal Batas Alam Kabupaten Kuningan

Mengenal 4 Batas Alam Kabupaten Kuningan
Foto: Google Earth
Sebagai penghuni bumi Kuningan, rasanya hambar jika kita tidak mengetahui batas daerah tanah kelahiran sendiri. Di pelbagai media sosial, kita dengan lancangnya menulis: #kuninganendah, #bumikuningan, #kuningangeographic, dan #sudutwisatakuningan. Namun, apakah kita tahu batas alam kabupaten Kuningan? Mungkin, sebagian ada yang tahu pun belum mengetahui. Ini penting diketahui oleh semua penghuni bumi Kuningan. Mengapa? Sebenarnya tidak apa-apa meski tidak pengin tahu juga, tetapi apakah tidak ada rasa ingin tahu tentang kabupaten Kuningan yang notabene menjadi tempat tinggal dan tanah kelahiran sendiri?. 

Nah, menuju siang yang maksa membawa lari jiwa ini, penulis hendak menyampaikan empat batas alam kabupaten Kuningan yang menurut penulis harus diberitahu kepada anak-anak sekolah. Jadi, harus sejak dini diberitahu sejarah, budaya, dan alam kabupaten Kuningan kepada mereka. Penulis kira, dalam seleksi "Mojang & Jajaka" kabupaten Kuningan pun, mereka (Calon Mojang & Jajaka) menjejali dirinya sendiri dengan bacaan tentang kabupaten Kuningan. 

Langsung saja. Melalui sebuah besluit (Keputusan) yang ditanda tangani oleh Sekretaris Jenderal Hindia Belanda bernama R Dozij pada 5 Januari 1819, "Kabupaten Kuningan" terlahir bersama dengan ketiga saudaranya yaitu Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Jadi jelas ya, 5 Januari itu sebagai hari lahir "Kabupaten Kuningan" dan 1 September sebagai hari lahir "Kuningan". Polemik yang terjadi beberapa waktu ke belakang hanyalah perkara kecil, toh dengan "1 September" kita mendapat lebih banyak pengetahuan tentang sejarah Kuningan yang diawali dengan pertanyaan "Kenapa". 

Gunung Ciremai

Dari keputusan tersebut, gunung Ciremai menjadi batas daerah kabupaten Kuningan di sebelah Barat yang secara administratif berbatasan dengan Majalengka. Gunung yang memiliki banyak nama ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat yang menjadi bulan-bulanan bagi para pendaki. Namun, haruslah hati-hati tatkala mendaki di gunung Ciremai ini, selain yang katanya memiliki cerita mistis yang tak berkesudahan, gunung ini pun memiliki puncak yang sangat curam. 

Gunung Ciremai: menjadi obat di tengah penat, menjadi ruang bagi para pemantik imajinasi, menjadi atap di tengah gersang, dan yang tanpa disyukuri gunung itu mengaliri ladang-ladang pertanian atas perintah-Nya. Bagaimanakah kita lupa dengan alam yang telah diberi ini? Apakah "uang" yang kita cari-cari telah memupuk persekutuan dengan setan?. 

Situ Malahayu

Situ Malahayu menjadi batas di sebelah Timur antara kabupaten Kuningan dengan kabupaten Brebes Jawa Tengah. Pada awalnya, situ ini terdapat di tiga desa: Malahayu, Cipajang, dan desa Pananggapan. Namun, akibat dari pendangkalan yang tak berkesudahan situ ini hanya berada di satu desa saja yaitu desa Malahayu. Jauh sebelum waduk Darma dibuat, Situ Malahayu mulai dibuat oleh pemerintah Belanda dari tahun 1934 sampai dengan 1937 yang kemudian diresmikan pada 19 Mei 1938. 

Situ ini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sarana irigasi pertanian, pengendali banjir, dan dimanfaatkan sebagai rekreasi wisata. Menurut mitos setempat, diwajibkan bagi pengantin baru membasuh muka menggunakan air dari Situ Malahayu. Selain dapat melanggengkan hubungan mereka, masyarakat juga mempercayai bahwa jika pasangan baru membasuh muka di situ ini akan terhindar dari bahaya-bencana yang mengancam atau tolak bala. 

Sungai Cijolang

Sungai Cijolang menjadi batas sebelah Selatan antara kabupaten Kuningan dengan kabupaten Ciamis. Sungai ini sangat unik jika kita bandingkan dengan sungai yang lainnya yang ada di kabupaten Kuningan. Selain letaknya yang berada di daerah ketinggian sungai ini pun memiliki titik akhir di laut Kidul atau Lautan Hindia di sebelah Selatan. Meksi telah ada jembatan penyeberangan, tak sedikit warga sekitar masih menggunakan rakit untuk menyeberangi sungai tersebut. 

Sungai yang dijadikan ladang nafkah oleh sekolompok warga yang memanfaatkan pasir ini pun memiliki ramalan (Uga)  yang turun dari mulut ke mulut. Menurut warga sekitar, ramalan tersebut berbuni: Walungan Cijolang engke jaga bakal ngabendung sorangan. Lamun gunung Calungcung di Dayeuh Luhur jeung gunung Cohcor di Tambaksari rugrug. (Sungai Cijolang kelak akan membendung sendiri. Jika bukit Calungcung di Dayeuh Luhur dan bukit Cohcor di Tambaksari longsor). 

Sungai Cisanggarung

Di bagian Utara, batas kabupaten Kuningan ialah sungai Cisanggarung dan sebagian jalan Caracas-Sindanglaut. Sungai ini memiliki panjang sekitar 62,50 km dengan luas cekungan sekitar 817 km persegi. Banyak warga yang memanfaatkan sungai ini untuk perikanan dan pertanian. Sungai yang berhulu di sebelah Selatan Waduk Darma dan bermuara ke laut Jawa ini sekaligus batas dua Provinsi di pulau Jawa yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Posting Komentar