Foto: Pixabay
Kematian kambing secara misterius terjadi lagi di kabupaten Kuningan. Sebelumnya, kematian kambing mendadak 24 ekor kambing itu terjadi di Dusun Tiga, Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.
Kali ini, kematian kambing secara misterius sebanyak 15 ekor terjadi di Desa Sukaharja, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan pada hari Minggu, (13/12/2020).
Dilansir dari KuninganReligi, salah seorang pemilik kambing, Juhenda, menceritakan, "Sekitar jam 5:30 WIB saya akan memberi makan kambing di kandang. Kemudian, saya merasa ada hal aneh dengan kambing-kambing milik saya itu. Biasanya, saat saya akan menyimpan pakan di tempatnya, kambing-kambing itu akan berdiri. Namun, ini malah pada diam saja...,"
"...Kemudian saya cek ke dalam kandang, dan ternyata sebagian kambing-kambing saya ada yang sudah mati." Tutupnya.
Kematian kambing secara misterius diduga dimangsa oleh hewan berkaki empat
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Kuningan, Bunbun Budhiyasa, menduga bahwa matinya 24 ekor kambing secara misterius itu disebabkan oleh kucing liar.
Kepada Detik, Bunbun Budhiyasa, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Kuningan mengatakan, kejadian serupa pun pernah terjadi di desa yang berada di lereng Gunung Ciremai.
"[Soalnya] pernah ada warga yang menangkap hewan itu seperti kucing liar. Memang dia tidak makan daging dia hanya sedot darahnya," ungkap Bunbun.
Ia pun melanjutkan, saya pikir, kejadian di Cipondok pun kemungkinan karena ulah kucing liar kalau kita melihat dari ciri-ciri kambing itu mati. Peristiwa itu pernah terjadi di tempat lain, seperti di di Cigugur dan Trijaya.
Meski demikian, untuk mengetahui secara pasti penyebab 24 kambing itu mati secara misterius, ia akan segera mengirim anak buahnya ke Desa Cipondok.
Mitos tentang kambing di kecamatan Cibingbin
Dulu, ada pantangan di desa Dukuhbadag, Cibingbin, Kuningan ini berupa larangan bahwa masyarakat atau yang datang ke desa tersebut tidak boleh membawa, memakan dan menyebut hal-hal yang berbau kambing atau embe.
Jika ada yang melanggar pantangan ini, maka akan datang malapetaka kepada orang yang membawanya maupun kepada semua warga desa Dukuhbadag.
Suatu peristiwa pun terjadi kepada warga Belanda, bermula ketika ada dua bushcoopers eropa melakukan pesta di desa Dukuhbadag. Musik, makanan dan minuman tersaji melengkapi pesta yang digelar kala itu.
Kita juga mungkin pernah merasa "Kehambaran" disaat mayoran tidak ada daging ayam, kambing atau jenis lainnya. Mereka pun sama. Maka untuk menambah kemewahan pesta malam itu mereka menyembelih dua ekor kambing untuk melengkapi pesta tersebut.
Di akhir pesta hal-hal yang tidak diinginkan pun terjadi, dua orang pengawas hutan tiba-tiba menjadi gila. Peristiwa ini terdengar oleh pewarta Belanda.
Lalu kemudian para pewarta itu mengonfirmasi kejadian ini kepada kepala desa Dukuhbadag. Dan, ternyata "Benar".
Baca selengkapnya tentang kenapa di desa Dukuh Badag Cibingbin tidak boleh menyebut hal-hal yang berbau kambing atau embe: Ketika Orang Eropa Mengabaikan "Pantangan" di desa Dukuhbadag
Posting Komentar