Ad Under Header
Parallax Ad

Kuningan Berada Dalam Kawasan Tektonik Aktif, Perlukah Kuningan Mengupayakan Rumah Tahan Gempa?


Rumah tahan gempa. Dome House di Ishikawa, Jepang yang terbuat dari Styrofoam yang tahan gempa.
Foto: casaindonesia.

Gempa yang mengguncang Brebes, Kuningan, dan Cirebon, pada Jumat pagi, 11 Desember 2020 itu menyebabkan empat rumah rusak sedang, sembilan belas unit rumah rusak ringan dan dua fasilitas umum ringan di Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin.

Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki kekuatan 4,2 SR dengan kedalaman 5 KM. 

Lanjutnya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya itu, tampak bahwa gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu oleh aktivitas Sesar Brebes.

Kuningan Perlu Mengupayakan Rumah Tahan Gempa

Sebagai wilayah yang berada dalam kawasan tektonik aktif sudah sepatutnya kita mewaspadai bencana-bencana yang akan terjadi. Sebab, tidak ada yang tahu kapan bencana alam akan terjadi.

Dilansir dari KumparanNEWS, menurut Daryono, jika kita amati seluruh foto bangunan rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa Kuningan-Brebes (11/12/20) menunjukkan bahwa memang struktur bangunan yang rusak itu kualitasnya rendah.

Meski gempa yang terjadi pada patahan yang dangkal (shallow crustal earthquake), adanya aktivitas sesar aktif ini patut kita waspadai, karena dalam peristiwa gempa bumi meskipun kekuatannya kecil atau di bawah 5,0 jika kedalamannya sangat dangkal maka dapat menimbulkan kerusakan. 

Apalagi, jika kualitas bangunan dengan mutu rendah yang tidak mengacu pada aturan bangunan tahan gempa.

Bangunan dengan mutu rendah adalah bangunan yang tidak tahan gempa. Kata Daryono, pelajaran terpenting yang dapat kita ambil dari adanya aktivitas sesar aktif ini, bahwa bangunan tahan gempa adalah kunci keselamatan yang paling utama dalam menghadapi gempa bumi.

Jika ingin selamat atau tidak ingin mengalami kerusakan yang berlebih, seperti yang sudah-sudah, kita harus merealisasikan bangunan tahan gempa tersebut, cepat ataupun lambat.

Apa itu bangunan tahan gempa?

Bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespon gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran.

Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya.

Prinsip-prinsip bangunan tahan gempa:


Gambar 1. Aspek keselamatan dan Rangka Struktur Bangunan


Gambar 2. Ketentuan Pokok Dimensi Pondasi, Kolom, Sloof (Balok Pengikat) dan Ring Balok
(Balok Keliling).


Gambar 3. Contoh-contoh Ketentuan Sistem Sambungan antar Komponen Bangunan untuk memberikan ikatan yang baik antar satu sama lain.


Sumber Gambar: Website Mneteri PUPR

Posting Komentar