Ad Under Header
Parallax Ad

Perikanan di Kuningan Tahun 50-an

Perikanan di Kuningan Tahun 50-an

Sebuah gambar hitam putih memperlihatkan aktifitas masyarakat kabupaten Kuningan tengah berkerumun di pasar ikan. Sebagian pembeli tengah melihat kondisi ikan sembari menawar harga. Di dalam gambar tertera keterangan "Pasar ikan darat di Kabupaten Kuningan". Penulis tidak mengetahui lokasi secara rincinya, tetapi dalam keterangan berikutnya menyebutkan "Kita tentu akan mendapatkan pedagang-pedagang ikan seperti tersebut ditiap-tiap pasar di Djawa-Barat". Artinya, semua pasar tradisional yang ada di Jawa Barat terdapat khusus tempat yang memperjual-belikan ikan. Gambar ini kira-kira diambil pada tahun 52-an.

Makanan yang kaya akan protein ini menjadi makanan yang sangat istimewa, kala itu. Di tengah terhimpitnya ekonomi sekitar dua puluh tahun setelah merdeka atau dapat dikatakan Indonesia baru saja memulai sebuah negara, yang dimana kesejahteraan belum sampai kepada masyarakat seutuhnya. Di tambah lagi dengan ketakutan-ketakutan dari para pemangku ideologi yang bengis memaksa tokoh-tokoh penting untuk mengganti ideologi. Ada-ada saja!

Para penjual ikan seperti yang ada pada gambar mendapatkan ikan dari para peternak--peternak, mendapatkan ikan dari para penjual bibit ikan. Ikan-ikan yang diperjualbelikan pun beragam jenisnya: Ikan Mas, Tambakan, Nilem, Mujair, dan Tawes. Untuk harga ikan besar berada dalam kisaran Rp. 2 sampai dengan Rp. 20 per kg. Untuk harga benih dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar berada dalam kisaran Rp. 0,25 sampai dengan Rp. 125 per 1000 ekor dan Rp. 25 sampai dengan Rp. 550 per 1000 ekor.

Jika dibandingkan dengan sekarang, harga ikan dulu memang terlalu murah, tetapi pada dasarnya harga ikan dulu dan sekarang itu sama saja jika pemerintah sekarang benar-benar akan menyederhanakan nominal mata uang Indonesia. Apalagi, jika kita menggunakan alat pembayaran dinar dan dirham, dapat dipastikan tidak akan terjadi inflasi atau kenaikan harga.

Namun, dalam realita pengelolaannya tak lepas dari pengaruh iklim. Jika musim hujan tiba, para peternak akan mengalami gagal panen. Dulu, para peternak ikan menempatkan ikan di sawah, rawa dan waduk. Sehingga pada saat musim hujan debit air akan naik yang menyebabkan kerancuan terhadap keberlangsungan hidup ikan-ikan kecil tersebut. Gangguan lainnya, seperti yang telah Penulis singgung di atas, adalah faktor keamanan yang tidak dapat dipastikan aman, pencurian dan penyakit ikan. Faktor keamanan inilah yang menyebabkan harga-harga ikan baik bibit maupun yang sudah siap jual naik.

Hal yang paling menguntungkan dalam berbisnis ikan ialah menjual bibit ikan, bukan ikannya secara langsung. Hal ini juga didukung oleh djawatan-djawatan dulu dimana pendidikan kepada masyarakat dan pinjaman usaha bisnis ikan kian digencarkan, seperti koperasi di desa Luragung. Begitu

Posting Komentar