Ad Under Header
Parallax Ad

Bunga Abadi yang Kembali Bersemi

Bunga Abadi yang Kembali Bersemi
Foto: Udin (Kontributor)
Tahun lalu, ratusan hektare kawasan gunung Ciremai terbakar. Kebakaran itu terjadi pada musim panas yang terpanjang dari tahun-tahun sebelumnya. Kobaran api tidak hanya membakar hamparan ilalang dan kerumunan pohon saja. Namun, puluhan hektare tempat persemayaman 'bunga abadi' pun tak lekang dari amukan si jago merah. 

Beruntung masih ada sekelompok manusia yang rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan edelweiss dari kobaran api. Puluhan relawan dan Petugas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) tak henti-hentinya melakukan upaya untuk melindungi bunga Edelweiss yang menjadi ciri khas gunung tertinggi di tatar Pasundan itu. 

Dilansir dari Liputan6 (9/8/2019), "...saya dan rekan-rekan lain akan ke sana mencegah agar tidak terbakar semua." kata Hendri.

Melihat kondisi edelweiss yang memprihatinkan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) dalam perayaan ulang tahunnya yang ke 15 dan beberapa aktivis lainnya, melakukan budidaya tanaman edelweiss sebanyak empat jenis, yakni anaphalis longifolia, anaphalis javanika, anaphalis maxima, dan anaphalis visida. Budidaya bunga edelweiss dilakukan di Kawasan Bumi Perkemahan Cidewata, Desa Payung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka pada 19-20 Oktober 2019.

Perlu kita ketahui, bunga edelweiss jenis anaphalis maxima hanya ada di pulau Jawa dan hanya dapat tumbuh di gunung Ciremai. Jenis ini bisa kita jumpai di Batu Pangsujudan pada ketinggian 2.500  mdpl. Batu Pangsujudan itu berada di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka.

Setelah kebakaran tahun lalu, akhirnya, kabar baik datang pada 25 Agustus 2020, situs TNGC mengabarkan bahwa bunga edelweiss mulai bersemi di sekitar area puncak gunung Ciremai. Ia tumbuh pada ketinggian 2800 sampai 3000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Edelweiss mulai tumbuh kembali dengan bantuan penghujan kemarin. Iya, vegetasi itu bangkit dengan pemulihan ekosistem alami." Kata Hendri Hariyadi, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH).



Kita harus menjaga ekosistem di gunung Ciremai terutama bunga edelweiss. Pasalnya, untuk mencapai tinggi 20 cm bunga edelweiss memerlukan waktu kurang lebih selama 13 tahun. Jadi, sungguh sangat disayangkan apabila kita tidak menjaga dan melindunginya. 

Masih dalam situs TNGC, Humas Balai TNGC, Agus Yudantara mewajibkan pendaki untuk mematuhi prosedur pendakian. Salah satunya yang terkait dengan konservasi Edelweiss.

"Iya. Kami wajibkan kepada seluruh pendaki supaya tidak mengganggu habitat Edelweiss di area puncak gunung Ciremai. Mereka wajib menjaganya," ujarnya (24/8).

Tidak hanya itu, bunga edelweis pun memiliki peran sebagai tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda pegunungan serta mampu beradaptasi dengan baik di tanah yang tandus dan miskin hara. Sebagai informasi, gunung Ciremai merupakan generasi ketiga setelah dua generasi sebelumnya, yakni gunungapi Plistosen (Generasi pertama) dan Gunung Gegerhalang (Generasi keduaa). 

Posting Komentar