Tubuh mungilnya itu dihiasi dengan corak totol hitam layaknya macan tutul. Namun, bulu-bulunya tidak berwarna kekuning-kuningan, melainkan kecoklat-coklatan. Ia tampak asing melihat lingkungan sekitar, dalam hatinya ia bertanya, "Dimanakah Ibuku?"
***
Kucing Hutan (Facebook TNGC) |
Satu minggu yang lalu, salah seorang warga desa di salah satu kecamatan Japara menemukan anak Kucing Hutan di kebun cabe.
Sang penemu bernama Dul bercerita, "[Saya menemukan anak kucing ini] Jumat pagi (23/10) sekitar pukul 10. Saya menemukan[nya] di kebun cabe. Anak kucing itu sendirian, tanpa induknya. Karena kasihan [melihatnya sendirian], akhirnya, saya [mem]bawa dan [menga]amankannya," ungkapnya kepada TNGC.
Setelah mencari-cari informasi kesana-kemari, Dul, akhirnya menyerahkan anak Kucing Hutan itu ke kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Setibanya di kantor, Dul disambut oleh petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut).
Kemudian, anak Kucing Hutan itu dirawat oleh petugas selama beberapa jam dan dimasukan ke dalam kandang isolasi.
Silvia Lucyanti, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) muda, mengatakan, "[Anak Kucing Hutan itu] umurnya masih kecil, mungkin belum [genap] sebulan. Berat badannya 1 kilogram. Nah, tadi kami beri minum susu cair biar ia tetap sehat."
Walaupun disebut Kucing Hutan, ia tidak selalu berada di dalam kawasan hutan. Seperti yang ditemukan oleh Dul di kebun cabe seminggu yang lalu. Kucing Hutan juga bersarang/berlindung di bawah batu-batu besar. Bahkan, Kucing Hutan pula berlindung di antara akar pohon.
"Kemungkinan besar," kata Polhut Asep Badak, "anak Kucing Hutan tersebut bukan berasal dari kawasan hutan gunung Ciremai, mengingat jauhnya lokasi penemuan dengan lokasi taman nasional."
Setelah diserahkan ke pihak TNGC, anak Kucing Hutan itu diserahkan lagi ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat (Jabar).
"Iya akan kami bawa ke pusat penyelamatan satwa supaya bisa adaptasi dan hidup selayaknya satwa liar." ujar petugas Resor BBKSDA Jabar.
Sumber:
Posting Komentar