Ad Under Header
Parallax Ad

Gunung Myoboku & Curug Bangkong Sama-sama Dikenal Tempat Tapa

Meski tidak berhubungan, air terjun yang berada di gunung Myoboku dalam anime Naruto dan Curug Bangkong yang berada di lembah gunung Ciremai memiliki kesamaan historis. Andai, di Kuningan, ada Mangaka atau Penulis yang menjadikan cerita-cerita rakyat Kuningan sebagai inspirasi karya-karyanya. 

***

Curug Bangkong, Kuningan, Wisata Kuninga, gunung Myoboku, Naruto, Boruto

Gunung Myoboku dalam serial anime Naruto adalah sebuah tempat yang hanya bisa dijamah oleh manusia-manusia pilihan. Seperti, Hagoromo, Hamura, Jiraya, dan Naruto.

Semua penduduk di gunung Myoboku adalah hewan katak yang sakti dan bisa berbicara. Tokoh yang pertama kali mengunjungi tempat ini adalah Hagoromo dan Hamura. 

Kala itu, Hagoromo dan Hamura melihat ada dua orang petani yang tengah bertengkar gara-gara air di sawahnya. Kemudian, dua tokoh ini menghampiri mereka dan bertanya tentang alasan kenapa mereka bisa bertengkar. 

Mendengar warganya yang bertengkar gara-gara air, Hagoromo dan Hamura memeriksa sepanjang sungai untuk mencari penyebabnya. 

Setelah menelusuri sungai, ditemukanlah sebuah batu besar yang menghambat dan menutupi aliran air. Adiknya, Hamura menggunakan kekuatan untuk menghancurkan batu yang menjadi penyebab aliran air sungai terhambat.

Tiba-tiba munculah seekor katak yang bisa berbicara. Kemudian, seekor katak itu memberitahu bahwa setelah adanya pohon besar [bernama pohon shinju] kondisi alam di sana mengalami ketidakstabilan. Dengan kata lain, tanahnya tidak lagi subur. 

Mereka berdua tahu, bahwa pohon itu adalah pohon suci yang biasa digunakan untuk upacara oleh ibunya (Kaguya). Namun, pada saat bertemu dengan katak sakti itu, mereka berdua tidak mengetahui dengan jelas apa yang dilakukan ibunya di pohon suci itu. 

Karena merasa penasaran, akhirnya, mereka berdua [Hagoromo dan Hamura] memutuskan untuk melihat pohon shinju itu secara dekat. Melalui kekuatan mata Byakugan yang dimiliki adiknya, akhirnya, mereka tahu dan mengerti apa yang biasa dilakukan ibunya itu. 

Setelah mengetahui dibalik upacara suci itu, Hagoromo memutuskan untuk menghentikan upacara yang biasa dilakukan oleh ibunya. 

Namun, sebelum menemui ibunya, Hogoromo diperintahkan oleh Sang katak untuk bertapa di air terjun yang berada di gunung Myoboku. Tapa ini dilakukan untuk menambah kekuatan, karena ibunya sudah tahu niat yang ada di dalam hati Hogoromo. 

Ceritanya, kalau Curug Bangkong Begini

Dari cerita yang beredar di masyarakat, bahwa Curug Bangkong itu ditemukan oleh seorang pertapa tua bernama Abah Wiria dari Ciamis. Di air terjun itu, Abah Wiria bertirakat sambil mengajarkan [kepada warga] cara membuat gula kawung.

Singkat cerita, Abah Wiria mendapat panggilan untuk bertirakat kembali di Curug Bangkong. Lebih tepatnya di sebuah gua yang berda di curug Bangkong. Selama berbulan-bulan Abah Wiria bertapa di gua itu.

Masyarakar khawatir, karena Abah Wiria tidak muncul lagi di pedesaan. Akhirnya, masyarakat mencari Abah Wiria di Curug Bangkong dan memeriksa gua dibalik air terjunnya. Namun Abah Wirya tak ditemukan.

Masyarakat menganggap, hilangya Abah Wiria merupakan pencapai tertinggi dari tapa atau ngahiyang (moksa). Setelah mencari kesana-kemari tak kunjung temu, tiba-tiba terdengarlah suara kodok (Bangkong) dari arah curug tersebut.

Hal tersebut merupakan peristiwa yang aneh bagi masyarakat, karena sebelumnya, di curug tersebut tidak pernah terdengar suara kodok. Dan, yang lebih anehnya, suara kodok tersebut akan menghilang tatkala didekati oleh manusia. Oleh karena hal itulah, curug tersebut dinamakan 'Curug Bangkong'.

Peristiwa aneh juga terjadi setelah Abah Wiria menghilang atau lebih tepatnya pada tahun 1970. Ketika itu, masyarakat melihat cahaya yang melayang-layang di atas Curug Bangkong.

Cahaya itu kemudian bergerak dan menghilang ke sebuah makam keramat Pangeran Arya Salingsingan (panglima Kerajaan Talaga). Pangeran Arya Salingsingan juga dikenal sebagai tokoh syiar Islam di wilayah Kuningan Barat.

Posting Komentar