Ad Under Header
Parallax Ad

Ketegangan antara Divisi Bambu Runcing & Divisi Siliwangi di Ciwaru

Ketegangan antara Divisi Bambu Runcing & Divisi Siliwangi di Ciwaru
Ilustrari
Ketegangan terjadi ketika A.H Nasution hendak memperluas struktrul wehrkreise, tetapi Sutan Akbar menolak. Akhirnya, A.H Nasution mencabut mandat yang pernah diberikan Jenderal Sudirman kepada Sutan Akbar pada 25 September 1947. Namun, pencabutan mandat itu tidak dipedulikan sama sekali oleh Sutan Akbar. Meski ia tidak memiliki mandat, ia terus melakukan gerilya di sekitar Ciwaru. Struktrul ini ia tolak karena tidak ingin berjuang di bawah komando Divisi Siliwangi.

Struktur yang akan diperluas oleh A.H Nasution dari tingkat atas sampai ke tingkat bawah dengan sub wehrkreise. Seperti KDM (Komando Distrik Militer) dan KODM (Komando Onder Distrik Militer) yang terdiri dari resimen, batalyon, dan kompi. Pembentukan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan hierarki pemerintahan sipil yang telah terbentuk. 

Atas perbuatan yang tidak menghormati keputusan yang diberikan A.H Nasution kepada Sutan Akbar ketegangan antara Divisi Siliwangi dan Divisi Bambu Runcing malah semakin memanas. Kegiatan yang mengintimidasi satu sama lainnya terus terjadi. Bahkan, Divisi Bambu Runcing terus mengganggu rencana-rencana yang telah dirancang oleh Divisi Siliwangi. Mempengaruhi orang-orang yang berada di Divisi Siliwangi untuk bergabung dengannya.

Hal ini diungkapkan oleh A.H Nasution:

"Setelah terjadi pembagian tugas dan koordinasi yang diatur oleh pihak tentara dengan diresmikannya Komando Daerah Militer Cirebon di bawah Abimanyu, maka diharapkan terleburnya kembali kelasykaran yang beraneka warna, yang dapat mengakibatkan perpecahan kembali terjadi. Tapi kenyataannya berlainan. Dengan kedatangan Sutan Akbar, maka terjadilah perubahan yang besar, yang hampir-hampir tenaga tentara kita yang sedang disusun kembali secara teratur sekaligus akan pecah. Akbar mendapat mandat dari Panglima Sudirman untuk menyusun kekuatankekuatan lagi di Jawa Barat dengan dasar pikiran bahwa pimpinan dan tentara yang ada di Jawa Barat sudah kacau-balau; dan untuk membentuk Divisi Bambu Runcing, kelasykaran-kelasykaran dapat ditarik kembali ke bawah pimpinannya. Pengaruh Divisi Bambu Runcing begitu terasa dan menganggu rencana-rencana yang telah dilakukan oleh tentara." (Nasution, 1979:134).

Sutan Akbar pun mempengaruhi masyarakat bahwa Divisi Bambu Runcing adalah organisasi perjuangan resmi yang dibentuk oleh Jenderal Sudiman. Selain itu, ia pun mempropagandakan kepada masyarakat bahwa SLW yang merupakan kependekan dari "Siliwangi" kepanjangan dari Stoot Leger Wilhelmina (Tentara Kerajaan Wilhelmina Belanda). 

Posting Komentar